Mencari Spot Mancing
Perlu saya tegaskan, mencari spot mancing kutuk di lokasi tambak, adalah lebih specifik daripada sekedar mencari lokasi untuk bisa mancing kutuk, di lokasi tambak. Kalau sekedar mencari tambak yang ada kutuknya, itu hal yang mudah, sebab hampir semua tambak di wilayah Sidoarjo, yang airnya tergolong air tawar, pasti ada ikan kutuknya. Ini sudah sejak zaman saya dan anda belum lahir. Konon kata orang2 tua (penduduk asli), dulu malahan lebih banyak lagi dan merata di mana2, bahkan di selokan rumah pun ada. Sayang dulu kutuk tidak laku, laku pun harganya terlalu murah.
Masalahnya sekarang adalah, bolehkah kita eksplore di sana, banyak apa tidak kutuknya, mau nggondhol apa tidak, lalu dimana sekarang mereka kumpul, itu yang perlu kita tahu. Ini kalau kita mau nyari omset gondholan (besar-kecil ok). Kalau nyari sensasi gondholan, pertanyaan berikutnya adalah ada apa tidak yang monster.
Dan bukan hanya informasi itu saja yang perlu kita ketahui, sebab bisa saja terjadi, kutuknya menurut informasi banyak, konon juga besar2, tetapi saat kita casting hasilnya galau. Ternyata kemarin ikan2 di situ habis disetrum.Nah..berarti qualifying kita cacat, informasi kurang akurat, atau kita yang kurang faham, atau bisa juga sudah faham tapi nekat.
Artikle kita kali ini adalah tentang hal2 yang bisa menyebabkan sepi gondholan, yaitu hal2 atau treatment tertentu yang diterapkan di tambak, yang menyebabkan pola makan kutuk jadi negatif (berubah menjadi makin susah).
Tambak disetrum
Sebenarnya yang disetrum dengan Aki 12 volt itu adalah udang, untuk mengambil sebagian udang. Daripada habis dimakan kutuk, daripada mati karena penyakit, mumpung harganya sedang mahal, dan lain2 sebab terserah pemilik. Namun tentu saja kutuk2nya juga ikut kena setrum dan diambil sekalian, juga ikan2 lain yang dinilai sudah besar sekalian diambil pula. Semua ikan dan udang yang tetap tertinggal di situ stress berat pastinya. Karena stress berat, berikutnya malas hidup lalu mogok makan, mau gantung diri ndak ada tali, haaa...haaa. Stress ini bisa berhari2, kadang sampai seminggu, tergantung kondisi air yang ada di situ. Kalau airnya bagus dan sehat, biasanya cepat pulih, lalu nggondhol lagi.
Nyetrum udang dan kutuk |
Air baru, masuk/dimasukkan.
Pada saat air dari sungai dimasukkan ke tambak, semua perilaku ikan berubah drastis, mereka seperti kegirangan, seketika itu biasanya gondholan sepi, tetapi setelahnya normal lagi. Kalau jam masuknya air berbarengan dengan jamnya kita casting, jangan kecewa kalau hari itu kita galau.
Didadaki.
Sehabis didadaki (baca posting sebelumnya), ada perubahan habitat bagi ikan, udang, maupun kutuk2 di situ, airnya seketika berubah keruh, tempat2 persembunyiannya kena bongkar, tempatnya kumpul2 sambil nongkrong geser dan rusak. Positifnya bagi mereka plankton2 bermunculan dari dasar tanah, dari akar2 tanaman yang tercabut, ketemu lagi daun muda (ganggang muda maksudnya). Bagi kita para pemancing kutuk jelas negatif, seketika itu gondholan jadi sepi. Tetapi besoknya atau beberapa hari setelah itu justru seringkali muncul spot2 baru yang joss, monster2 yang dulu sembunyi di tempat yang jauh tak terjangkau lemparan, kadang pindah mendekat minta disawat.
Ngepe ganggang.
Segala yang dipelihara dan kutuk2nya tetap utuh, tetapi sekali lagi habitatnya berubah, air jadi dangkal sekali, hanya kolong tambak saja yang agak banyak airnya. Kadang casting di sekitar kolong bisa dapat, tetapi tentu saja susahnya minta ampun, ikan2nya terlalu padat, kutuknya bingung mana ikan renang, mana percil diseret, haaa..haa..ha.
Kolong tambak saat ngepe ganggang |
Demikian rekan2 mancing kutuk mania, selain itu gondholan jadi sepi juga akibat hal2 lain seperti yang sudah saya tulis di posting sebelumnya tentang pola makan kutuk, semuanya memang benar2 dinamis, menarik dan menantang untuk dijelajahi.
Ada yang bertanya demikian, “ Kenapa begitu rumit, dan sepertinya muter melulu, to the point saja dimana spotnya ? “.
“ Ketika anda terus menjelajah, anda akan menemukannya, saat itulah anda faham, spotnya ada di depan anda, sedang anda kerjakan. “
Oleh :
Sodikin
Sumber : Pengalaman pribadi
tanks ilmunya pakde....
BalasHapusdapet ilmu baru niih... hehehe