Sebenarnya saya masih punya hutang tulisan tentang 3 macam gerakan kutuk lainnya, untuk menyambung tulisan saya sebelumnya, tentang gerakan kutuk di dalam air, hasil dialog saya dengan Pak Man. Tetapi karena sesuatu hal yang tak terduga dan tak disengaja, dan daripada menjadi ganjalan di hati saya, terpaksa harus topik tentang " GONDHOLAN " ini yang saya dahulukan.
Ceritanya demikian, beberapa hari yang lalu saya diminta rekan2 " Club Mancing " saya untuk nulis tentang " Kronologi Kutuk 1,2 kg " untuk diposting ke mancingkutukgabus.blogspot.com, karena memang saya juga joint di blog tersebut, nah....dalam sebuah penghayatan dan permenungan yang dalam pada saat penulisan, di akhir tulisan saya itu, secara spontan dan lahir begitu saja, muncullah kalimat, atau entah istilah, atau apa sajalah, demikian " Cita Rasa Sebuah Gondholan ".
Beberapa hari setelah itu, ketika saya sedang santai ngopi di " warung kopi Cak Tego ", saya ketemu sahabat saya mancing atau lebih tepatnya kompetitor mancing yang sudah kawakan, Martin, alias Cak Bogank. Semua pemancing di lingkungan kami tahu kalau dia kenal baik dengan berbagai macam kutuk, bahkan dengan nenek moyangnya kutuk. Kutuk rawa, kutuk sungai, kutuk tambak, kutuk lungguh,....dan sebagainya dia tahu,...sampai orang2 bilang dia itu Mbah-e Kutuk. " Ono Cak Bogank ono kutuk, masio jarang sing penting isih gelem kepethuk " Huooo.....ho....ho.....ho........!!!
Nahhh!!! Ada pertanyaan menarik dari Cak "Martin" Bogank kepada saya, yang kalau saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah demikian," Cak Kin...anda nulis " Cita Rasa Sebuah Gondholan " itu apa ? apa ndak ada kata yang lain ? ".
Jawab saya dengan sedikit ragu2," maksud sampeyan Cak Bogank ?".
" Gondholan itu lho bahasa Indonesianya apa, masak kok pakai kata gondholan ? ", tanyanya sekali lagi kepada saya, kali ini agak tinggi nadanya, sampai urat lehernya kelihatan dan giginya yang memang bogang dibiarkannya ternganga sampai lama.
Saya langsung diam tak bisa berkata apa2, lidah terasa kelu tak bisa menjawab, saya berusaha berpikir untuk mencari jawaban tapi tidak menemukan, akhirnya saya diam saja. Martin terus ternganga menunggu jawaban, tapi lama sekali saya tak bisa menjawab. Akhirnya suasana warung Cak Tego jadi tidak mengenakkan bagi saya, perasaan saya terganggu, kok jadi mikir ya, suasana santai terasa dirampas, ketemu Martin kok malah kacau ya, saya jadi tidak nyaman lagi di situ.
Dengan tergesa2 kopi panas2 saya tenggak cepat2, uhhhhhhh....lidah saya kicat2....akhirnya saya pulang dengan pikiran berat dan telinga yang terngiang2, " bahasa Indonesianya gondholan itu apa ? ".
Ini pertanyaan yang sederhana sebetulnya, " bahasa Indonesianya apa ? ". Akan menjadi lebih sulit bila saya ditanya," bahasa Inggrisnya apa? ". Apalagi kalau ditanya bahasa yang lain, bahasa Jerman, bahasa Belanda, China, Sanskerta, ....wah tambah gila saya. Masalahnya yang ditanya translasinya itu gondholan,...kok ya ada2 saja?
Enam tahun belajar di Sekolah Dasar, tiga tahun SMP, SMA, Kuliah,...rasanya kok nggak pernah diajari "gondholan itu bahasa Indonesianya apa?".
Ahhhh....nggak kurang akal, daripada tanya orang lain malu, tanya isteri saya saja, barangkali tahu..........., ternyata tidak saudara....malah dia menjawab," itu makan! ". Saya bilang ini tidak bisa diterjemahkan dengan makan, karena makan itu kata kerja, sedangkan gondholan itu bukan kata kerja," coba Adindaku sayang pikirkan baik2, iya kaannn...? lain kaan...?".
Lalu anakku lanang ikut menjawab," Pahh...gondholan itu ya makan sambil berlari ".
Lumayan mirip, lalu saya berpikir sejenak, kok begitu panjang ya, tapi tetap saja bukan, karena makan sambil berlari itu juga kata kerja, malah dobel kerjanya, ya kerja makan ya kerja lari. Ini mungkin cocok kalau yang kita bicarakan itu subyeknya kucing. Kucing nggondhol tikus, misalnya. " Kalau kutuk kan berenang, iyaa toh lee....?"
Anakku cewek ndak mau kalah, asal ngomong malahan, katanya," Ya wis to Pahh...kalau ditanya Om Martin, bilang saja proses makan sambil berenang... gitu lho Pah...gitu aja kok repot ! ". Jawaban cewek remaja kelas 2 SMP, maklum.
Sepintas sepertinya benar, tapi menurut saya tetap bukan itu terjemahannya, selain rumit dan terlalu panjang, konotasinya juga berbeda.
Sebab gondholan itu identik dengan power, ....lebih kearah kekuatan, tenaga, atau potensial, gondholannya berat misalnya , tetapilebih dari itu, dia juga sekaligus identik dengan kecepatan, atau waktu, gondholannya cepat/banter misalnya. Bahkan kata sifat, gondholannya halus,
Lha iya, bahasa Indonesianya apa? Waaaduhhh..... puyeng.
Semua jawaban tidak memuaskan, terus saya browsing internet, buka google, buka wikipedia, youtube dan lain lain, tetap.......ndak semudah itu kawan .... berarti ini termasuk temannya kundhuran sepur mungkin.
Demikianlah dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf kepada semuanya, semoga tidak menjadi beban pikiran buat kita semua, saya sangat berterima kasih apabila ada yang mau membantu memberi jawaban yang lebih relevan, demi budi baik dan kemurahan hati pembaca. Sekali lagi, " Gondholan itu bahasa Indonesianya apa?".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar, saran dan kritik Anda senantiasa kami harapkan, untuk melengkapi blog ini. Terima kasih !
(Sodikin)